Minggu, 03 April 2011

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ada empat antara lain :

1.Teknik wawancara

wawancara merupakan suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan menggunakan format Tanya jawab yang terencana.

Keuntungan teknik wawancara yaitu :
•Pewawancara dapat mengembangkan pertanyaan
•Memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan terbuka
•Pewawancara dapat melihat kebenaran jawaban melalui gerak-gerik dan raut wajah yang diwawancarai

Kerugian teknik wawancara, yaitu :
•Tergantung dari kepandaian orang yang mewawancarai
•Membutuhkan waktu yang cukup lama
•Dapat mengganggu orang yang akan diwawancarai

Pertanyaan untuk wawancara :
•Hindari pertanyaan yang sifatnya mengkritik
•Hindari pertanyaan yang bisa menakutkan yang diwawancarai
•Jangan memasukkan pendapat pribadi
•Gunakan bahasa yang baik, sopan dan jelas
•Hindari pertanyaan yang terlalu panjang maupun berbelit-belit

Mempersiapkan wawancara :
•Terlebih dahulu tentukan waktu wawancara
•Utarakan maksud wawancarai
•Buat jadwal wawancara
•Aturlah pertemuan dengan orang yang akan diwawancarai


Melakukan wawancara :
•Terlebih dahulu memperkenalkan diri
•Menjelaskan apa tujuan dan maksud wawancara
•Menjelaskan peranan yang akan diberikan oleh orang yang akan diwawancarai
•Hilangkan kesan mengintrogasi
•Jagalah agar wawancara tetap berjalan dengan santai dan tenang
•Diakhir wawancara , bacakanlah rangkuman dari hasil wawancara
•Dan jangan lupa mengucapkan terima kasih

2.Teknik observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung yang dilakukan pada suatu kegiatan yang sedang dilaksanakan

Keuntungan observasi yaitu :
•Analisis system dapat mengukur tingkat dari suatu pekerjaan
•Cenderung mempunyai keandalan yang tinggi
•Analisis system dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan
•Analisis sitem dapat menggambarkan tata letak fisik dari kegiatan-kegiatan

kekurangan observasi yaitu ;
•Dapat mengganggu kerja yang dilakukan
•Orang yang diamati biasanya cenderung melakukan pekerjaan yang lebih baik dan sering menutup-nutupi kejelekan
•Biasanya orang yang kita amati terkadang merasa terganggu
•Pekerjaan yang diobservasi mungkin tidak dapat mewakili suatu tingkat kesulitan

Petunjuk melakukan observasi yaitu :

•Yang harus dilakukan adalah
*merencanakan terlebih dahulu observasi yang akan dilakukan
*mintalah ijin terlebih dahulu dari manejer setempat
*low profile
*lengkapilah catatan selama observasi berlangsung

•Yang tidak harus dilakukan adalah
*jangan membuat asumsi sendiri
*tidak menekankan pekerjaan yang tidak penting
*mengganggu kerja individu yang diobservasi

3.Teknik quisioner

Teknik quisioner merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan.

Keuntungan quisioner yaitu :
•Responden tidak merasa terganggu
•Daftar pertanyaan baik untuk sumber data yang banyak
•Daftar pertanyaan relative lebih efisien untuk sumber data yang banyak

Kerugian quisioner yaitu :
•Daftar pertanyaan cenderung tidak fleksibel
•Daftar pertanyaan tidak menggaransi responden untuk menjawab pertanyaan
•Pengumpulan sampel tidak dapat dilakukan secara bersama-sama dengan daftar pertanyaan

Petunjuk membuat daftar pertanyaan yaitu :
•Rencanakan terlebih dahulu fakta-fakta yang ingin dikumpulkan
•Tentukan tipe dari daftar pertanyaan
•Tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
•Uji daftar pertanyaan ini kepada responden yang kecil terlebih dahulu

4.Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan pemilihan sejumlah item tertentu dari seluruh item yang ada dengan tujuan mempelajari sebagian item tersebut untuk mewakili seluruh itemnya.

Cara pengambilan sampel antara lain :
•Secara keputusan (judgemental sampling)
•Secara static (statistic sampling)
•Secara random (judgemental sampling)
•Secara sistematik (statistic sampling)
•Secara bertingkat (stratified sampling)


Sumber : www.gangsir.com/download/5-TeknikPengumpulanData.pdf

Tahapan-tahapan pembuatan karya ilmiah

Tahapan-tahapan Pembuatan Karya Ilmiah
Sebelum ingin menulis suatu karya ilmiah, ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui dan memperhatikan tahapan-tahapan dalam penulisan karya ilmiah.
Dimana dalam penyusunan karya ilmiah ada beberapa tahap, antara lain :

1.Tahap Persiapan.

Dalam tahap persiapan dilakukan:

a. Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
- Topik apa yang akan di pilih dan topic tersebut merupakan topik yang ada di sekitar penulis.
- Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yang ada.
- Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
- Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
- Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
- Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.
b. Pembatasan topik atau penentuan judul
- Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
- Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilimiah tersebut.
- Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).
c.Pembuatan kerangka karangan (outline)
- Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
- Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
- Pembuatan rencana daftar isi dari karya ilmiah.

2. Tahap Pengumpulan Data

a.Pencarian keterangan dari bahan bacaan atau referensi.
b.Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
c.Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
d.Melakukan percobaan di labolatorium atau pengujian data di lapangan.

3.Tahap Pengorganisasian dan pengkonsepan

a.Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
b.Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.

4.Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep

dimana tahap ini bertujuan untuk :
a.Melengkapi data yang dirasa masih kurang lengkap.
b.Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan .
c.Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang.
d.Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.

5.Tahap Penyajian

Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
- Segi kerapian dan kebersihan.
- Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal padahalaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.
- Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, missal standar penulisan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.


Sumber : http://rdenanda.blogspot.com/2010/03/tahapan-pembuatan-karya-ilmiah.html

Kamis, 17 Maret 2011

Metode Ilmiah

Metode ilmiah adalah suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”
Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalam Metode ilmiah bekerja. seperti di bawah ini.
KRITERIA METODE IMIAH
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:

1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
3. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.
6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating
LANGKAH DALAM METODE ILMIAH
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Marilah lebih dahulu ditinjau langkah-langkah yang diambil oleh beberapa ahli dalam mereka melaksanakan penelitian.
Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
15. Menulis laporan penelitian.

sumber : http://iyozdamnation.wordpress.com/2010/03/27/metode-ilmiah/

Kamis, 24 Februari 2011

Cara Mendaftarkan Blog ke Google

Berikut ini langkah-langkah mempromosikan blog ke search engine google :
  1. Klik http://google.com/addurl
  2. Pada form url masukan alamat blog Anda, comment isikan deskripsi blog dan masukkan code pengaman sesuai gambar.
Jika langkah Anda di atas benar kira-kira 2 minggu blog Anda akan terdaftar di search engine google. Untuk memastikan blog Anda sudah terdaftar pada form search google ketikan site:bloganda.com

sumber: http://blog.re.or.id/cara-mendaftarkan-blog-ke-google.htm

Selasa, 22 Februari 2011

Glory Road


Film Glory Road berdasarkan kisah nyata Don Haskins, pelatih tim basket Texas Western.
Pada tahun 1965 Don Haskins (Josh Lucas) pelatih basket sebuah tim wanita pindah ke universitas Texas Western untuk menjadi seorang pelatih basket disana, dia adalah pelatih yang pertama kali berani menempatkan pemain kulit hitam dalam timnya di pertandingan basket nasional. Dalam perjuangannya membentuk tim itu, Haskins mendapat banyak halangan. Program bola basket Texas Western tidak diperhatikan pihak universitas, sehingga hanya ada sedikit biaya untuk mengembangkan klub basket Texas Western. Kondisi ini membuat Haskins tidak bisa merekrut pemain-pemain kulit putih untuk memperkuat timnya. Akhirnya Haskins pun pergi ke kota-kota di sebelah utara, untuk mencari pemain-pemain basket kulit hitam yang terbiasa bermain basket jalanan untuk diajak bergabung dengan timnya. Para pemain kulit hitam ini harus menyesuaikan diri dengan gaya basket Don Haskins, ini memicu tumbuhnya konflik, tapi mereka pun bisa mengatasinya. Sampai akhirnya mereka berhasil membentuk sebuah tim basket yang kuat dan solid. Mereka terus melaju babak demi babak penyisihan kejuaraan nasional. Tapi sayangnya di masa itu, rasisme di Amerika masih sangat kuat. Tim basket Texas Western mendapat banyak kecaman bahkan ancaman. Kondisi ini membuat pemain kulit hitam dalam tim ini tertekan. Tapi akhirnya, berkat keberanian dan kebulatan tekad, tim ini jadi penantang tim nasional terkuat dari universitas Kentucky. Bahkan dalam pertandingan penentuan itu, Haskins menempatkan pemain-pemain kulit dalam tim inti dan cadangan. Keberanian Haskins inilah yang jadi satu diantara sejarah olah raga di Amerika....

Film ini dinominasikan di 3 festival film dan memenangkan satu diantaranya...sebagai Best Sport Movies dalam ESPY Awards

Karya Ilmiah dan Non Ilmiah

1. Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Sebelum mulai menulis ilmiah populer, dan sebelum anda masuk kepada dramaturgi, sistematik tulisan, detail, setidaknya anda harus memikirkan strategi berikut:
1. Kepada siapa anda menyajikan tulisan anda?
2. Media apa yang anda pilih (internet, televisi, koran, majalah, radio, dsb)
3. Gaya penulisan apa yang paling tepat?
4. Kira-kira berapa lama pembaca meluangkan waktu untuk membaca tulisan anda?

Empat point diatas sebetulnya teknik dasar jenis tulisan apapun. Untuk ilmiah populer, teknik itu semakin urgent lagi. Ingat, menulis ilmiah populer sama dengan menterjemahkan ilmu yang ngejelimet ke dalam bahasa yang dimengerti secara umum. Tidak semua orang memahami ilmu anda, apalagi dengan banyaknya cabang ilmu pengetahuan. Spesialisasi ini menyebabkan seorang ahli paham di bidangnya tapi gak mudeng dengan bidang lain.

2. Karya Non Ilmiah

Karya non ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.

Karya non ilmiah bersifat:

1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa dukungan bukti.

sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
http://www.vavai.com/blog/index.php?/archives/7-Tips-Menulis-Karya-Ilmiah-Populer.html
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/07/karya-ilmiah-dan-non-ilmiah.html

Penalaran induktif

Penalaran indukti adalah suatu proses berfikir berupa penarikan kesimpulan yang bersifat umum (berlaku untuk semua/ banyak) atas dasar pengetahuan tentang hal-hal khusus (fakta). Artinya dari fakta-fakta yang diperoleh kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Penalaran induktif dapat dilakukan secara terbatas dengan mencoba-coba. Sehingga dapat dikatakan bahwa penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

Penarikan kesimpulan dari suatu penalaran induktif tidak dapat dijadikan bukti. Ini dikarenakan kesimpulan yang diperoleh, ditarik dari pemeriksaan beberapa contoh kasus khusus yang benar, tetapi belum tentu berlaku benar untuk semua kasus. Kesimpulan tersebut boleh jadi valid (syah) pada contoh yang diperiksa, tetapi bisa jadi tidak dapat diterapkan pada seluruh kasus. Untuk membuktikannya berlaku dalam setiap kasus, maka harus dilakukan proses pembuktian secara deduksi.

Penalaran induktif berperan penting dalam perkembangan matematika. Banyak penemuan konsep matematika berawal dari penarikan kesimpulan dengan menerapkan penalaran induktif. Selain itu penalaran induktif banyak dijadikan sebagai pijakan untuk mendapatkan konsep matematika. Dengan kata lain penalaran secara induktif dapat menggiring siswa menemukan pola berpikir deduktif. Misalnya melalui suatu permainan atau melakukan sesuatu secara terbatas dengan mencoba-coba, contohnya pada permainan Menara Hanoi.

Pembelajaran matematika berpikir induktif masih sangat diperlukan penggunaannya dalam pembelajaran matematika. Pola pikir induktif dapat membantu siswa menuju pola berpikir deduktif. Misalnya siswa diminta membuktikan bahwa dua bilangan ganjil jika ditambahkan hasilnya adalah bilangan genap. Siswa membuktikannya dengan menggunakan kasus khusus: 3 + 5 = 8; 3 + 7 = 10; dan 5 + 7 = 12, lalu siswa mengambil kesimpulan sementara bahwa benar jumlah dua bilangan ganjil adalah genap. Setelah itu tugas guru adalah mengarahkan siswa kepada pembuktian deduktif, dengan pengalamannya menggunakan contoh khusus, siswa akan sampai pada pola pikir deduktif dengan memisalkan bilangan ganjil sebagai (2n + 1).

Kesimpulan yang ditarik secara induktif tidak selalu dapat dibuktikan secara deduktif. Kesimpulan yang demikian dinamakan suatu konjektur. Konjektur adalah suatu tebakan, penyimpulan, teori atau dugaan yang didasarkan pada fakta yang tak tertentu atau tak lengkap.

Penalaran induktif terdiri dari terdiri dari tiga jenis yaitu: generalisasi, analogi dan hubungan kausal (sebab akibat). Penalaran induktif juga melibatkan persepsi tentang keteraturan. Keteraturan itu terlihat misalnya dalam menarik kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat khusus kemudian menemukan pola/ aturan yang melandasinya atau dalam mendapatkan kesamaan/ keserupaan dari contoh-contoh yang berbeda. Dalam matematika, menarik kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat khusus dan mendapatkan kesamaan/ keserupaan dari contoh-contoh yang berbeda dapat menjadi dasar dalam rangka pembentukan konsep. Proses penalaran dengan mengaitkan konsep yang serupa dinamakan analogi matematis, sedangkan menarik kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus dinamakan generalisasi matematis.

Penalaran induktif yang dikaji dalam penelitian ini adalah penalaran analogi dan penalaran generalisasi. Penalaran analogi merupakan kegiatan dan proses menyimpulkan berdasarkan kesamaan data atau fakta, sedangkan penalaran generalisasi merupakan penarikan kesimpulan umum dari data atau fakta-fakta yang diberikan atau yang ada. Shurter dan Pierce menyatakan bahwa analogi induktif adalah penalaran dari satu hal tertentu kepada satu hal lain yang serupa kemudian menyimpulkannya. Copi et al. dan Soekadijo menyatakan bahwa generalisasi induktif yaitu proses penalaran memperoleh kesimpulan umum berdasarkan data empiris.

sumber : http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-penalaran-induktif/

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.

Contoh :

Sebuah sistem generalisasi.

Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi, DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,

Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.

Deduksi ialah proses pemikiran yang berpijak pada pengetahuan yang lebih umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus.

Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme, yaitu proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi)

Bentuk silogisme

* Silogisme kategoris: terdiri dari proposisi-proposisi kategoris.
* Silogisme hipotesis: salah satu proposisinya berupa proposisi hipotesis.

Misalnya:

Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah

Premis 2 : Sekarang hujan

Konklusi : Maka jalanan basah.

Bandingkan dengan jalan pikiran berikut:

Premis 1 : Bila hujan, maka jalanan basah

Premis 2 : Sekarang jalanan basah

Konklusi : Maka hujan.

Silogisme Standar

Silogisme kategoris standar = proses logis yang terdiri dari tiga proposisi kategoris.

Proposisi 1 dan 2 adalah premis

Proposisi 3 adalah konklusi

Contoh:

“Semua pahlawan adalah orang berjasa

Kartini adalah pahlawan

Jadi: Kartini adalah orang berjasa”.

Kesimpulan hanya dicapai dengan bantuan proposisi dua

Jumlah term-nya ada tiga, yakni: pahlawan, orang berjasa dan Kartini.

Masing-masing term digunakan dua kali.

Sebagai S, “Kartini” digunakan 2 kali (sekali di premis dan sekali di konklusi)

Sebagai P, “orang berjasa” digunakan 2 kali (sekali di premis dan sekali di konklusi)

Term “pahlawan”, terdapat 2 kali di premis, tapi tidak terdapat di konklusi.

Term ini disebut term tengah (M, singkatan dari terminus medius). Dengan bantuan term tengah inilah konklusi ditemukan (sedangkan term tengah sendiri hilang dalam konklusi).

Term predikat dalam kesimpulan disebut term mayor, maka premis yang mengandung term mayor disebut premis mayor (proposisi universal), yang diletakkan sebagai premis pertama.

Term subyek dalam kesimpulan disebut term minor, maka premis yang mengandung term minor disebut premis minor (proposisi partikular), yang diletakkan sebagai premis kedua.

Term mayor akan menjadi term predikat dalam kesimpulan; sedangkan term minor akan menjadi term subyek dalam kesimpulan

Dengan demikian, kesimpulan dalam sebuah silogisme adalah atau “S = P” atau “S ¹ P”. Kesimpulan itu merupakan hasil perbandingan premis mayor(yang mengandung P) dengan premis minor (yang mengandung S) dengan perantaraan term menengah (M).

Karena M = P; sedang S = M; maka S = P

Premis mayor M = P M = term antara

Premis minor S = M P = term mayor

Kesimpulan S = P S = term minor

Hukum-hukum Silogisme

a. Prinsip-prinsip Silogisme kategoris mengenai term:

1. Jumlah term tidak boleh kurang atau lebih dari tiga
2. Term menengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
3. Term subyek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis.
4. Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.

b. Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai proposisi.

1. Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan harus afirmatif juga.
2. Kedua premis tidak boleh sama-sama negatif.
3. Jika salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga (mengikuti proposisi yang paling lemah)
4. Salah satu premis harus universal, tidak boleh keduanya pertikular.

Bentuk Silogisme Menyimpang

Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.

Contoh:

“Mereka yang akan dipecat semuanya adalah orang yang bekerja tidak disiplin. Kamu kan bekerja penuh disiplin. Tak usah takut akan dipecat”.

Bentuk standar:

“Semua orang yang bekerja disiplin bukanlah orang yang akan dipecat.

Kamu adalah orang yang bekerja disiplin.

Kamu bukanlah orang yang akan dipecat”.

sumber :http://nopi-dayat.blogspot.com/2010/03/penalaran-deduktif.html

Minggu, 13 Februari 2011

Jaringan Komputer pada Dunia Bisnis, Perbankan, Mobile, dan Rumah Tangga

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

Dalam dunia bisnis, Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih efisien antar pemakai (mail dan teleconference). Manfaat yang dapat dirasakan adalah :
- Adanya transaksi online contohnya pembelian saham
- Adanya Toko Online yang menyediakan Barang dan Jasa
- Perlindungan keamanan data dan informasi lebih terjamin
- Memungkinkan berbagai resource
- Adanya Data Center
- Adanya Toko Online
- Dapat terhubung nya beberapa cabang perusahaan yang berada di tempat / regional yang berbeda.
- Proses transaksi yang terintegrasi dengan baik

Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa seperti :
- Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
- Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
- Penggunaan Database di bank – bank.
- Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.

Pada dunia mobile user, jaringan komputer yang tidak menggunakan kabel disebut juga dengan istilah jaringan wireless yang semakin banyak dimanfaatkan oleh pengguna komputer. Hal ini disebabkan karena kemudahan dari sistem wireless yang semakin mengurangi pengunaan teknologi kabel (wire) sebagai media untuk melalukan komunikasi data. Contohnya adalah :
- Penggunaan perangkat WiFii pada handset/handphone
- Adanya Video Call dan Video Streaming
- Pengaksesan email melalui handphone
- Video and live streaming
- Adanya fasilitas GPS yang bisa mengakses dareah suatu tempat.

Jaringan komputer dapat juga diterapkan di rumah, dengan berkembangnya zaman bahkan komputer di rumah rumah dapat dengan mudah mengakses internet menggunakan modem, dial-up, broadband, dll. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan.

sumber :
http://fadel05.tripod.com/network/jaringan.html
http://praii.wordpress.com/2011/02/11/tugas-jaringan-komputer/
http://ardie-ariz.blogspot.com/2011/02/implementasi-jaringan-komputer-pada.html